Rabu, 11 Juli 2012

"thanksgiving" tentang budaya atau manfaatnya?

         Hai semua, kembali lagi pada tulisan kali ini saya mencoba mengangkat pokok bahasan yang masih berkaitan seputar kalkun dan manfaatnya. Sebelumnya pastilah sudah banyak dari kita yang mengerti apa itu "thanksgiving day". Yup, hari pengucapan sukur, jika di artikan dalam bahasa kita. Tradisi Amerika yang pertama kali di adakan tahun 1619 di koloni Inggris yang sekarang terkenal dengan sebutan "perkebunan barkeley" di Virginia dll. Bertujuan sebagai ucapan rasa sukur dan terimakasih pada ahir musim panen. Pesta yang jatuh pada hari Senin kedua dari bulan Oktober dan dilanjutkan hingga Kamis keempat pada bulan November, menjadi sebuah hari libur nasional di Amerika yang cukup panjang. Thanksgiving selalu identik dengan acara makan malam dengan menu utama kalkun tersaji di atas meja.
           Ada beberapa dari kita mungkin masih tabu akan masalah mencontoh budaya luar dalam sehari-hari. Disini saya tak menitik beratkan tentang apakah "thanksgiving day" harus dipandang sebagai tradisi dan budaya, melainkan mencoba memaparkan apa manfaat dari sebuah tradisi tadi. Thanksgiving day tak jauh dari hari saling berbagi, bercengkrama dan mencoba saling memberi. Bagaimana pun dan dimana pun, hal yang berkaitan dengan saling berbagi merupakan poin positif di lihat dari sudut pandang manapun juga, saya rasa. Dan yang lebih bermanfaat lagi adalah apa yang mereka "konsumsi". Seperti yang telah saya coba jabarkan di tulisan sebelumnya, kalkun memiliki banyak manfaat sebagai hidangan konsumsi, terutama pada saat ini, dimana hal hal seperti radikal bebas dan pengawet makanan menjadi momok menakutkan bagi pola makan sehari hari. Dan di situlah letak poin utama kalkun berada, sebagai hidangan solusi dan lezat jika dinikmati. Wajar jika pemerintah AS lebih menyarankan kalkun sebagai menu konsumsi bagi remaja remaja pada usia pertumbuhan. Dengan kandungan kolesterol rendah, vitamin B3 dan B6 di dalamnya, belum lagi nutrisi, zink dan berbagai kandungan lain didalamnya, tak berlebihan jika kalkun datang sebagai solusi bagi anda pecinta masakan lezat dan tentu saja sehat.
          Jadi masihkah kita harus memandangnya sebagai budaya dan tradisi, atau sebagai manfaat plus solusi makanan untuk hari selanjutnya. Di lihat dari usaha budidaya kalkun yang semakin hari semakin banyak di minati, otomatis tak perlulah kita terlalu khawatir akan jumlah pemasaran daging yang satu ini. Tak harus setiap hari mengkonsumsi, walau pun lebih sering lebih baik. Dengan cita rasa yang lezat serta struktur daging yang lembut, saya rasa ini istimewa.Untuk pemesanan dan penjualan secepatnya saya coba lampirkan di tulisan saya yang berikutnya.

Sampai jumpa pada tulisan berikutnya "Salam Semangat"

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes